Selasa, 13 Maret 2012

Ada Apa Dengan Galau? (AADG)


Denger kata-kata galau mungkin sudah gak asing lagi yah bagi pemuda pemudi di tanah air tercinta ini.  Galau itu sendiri sekarang menjadi tren di kalangan anak muda Indonesia.  Entah darimana awalnya kata-kata galau ini bisa begitu populer.  Fenomena galau ini pun semakin menguasai diri anak muda.
Galau digambarkan mewakilkan perasaan orang yang sedang kebingungan atau sedang gelisah, galau ini identik dengan kisah cinta apalagi dengan para jomblo pasti sering banget ngalamin apa yang disebut galau ini.  Tapi apa sih sebenernya galau itu?  Apakah benar galau itu mewakili perasaan orang yang sedang bimbang? Mewakili perasaan pasangan kekasih yang sedang putus cinta?
Kenapa harus kata “galau”? Kenapa gak kata gundah, gelisah, puyeng, pening, ambeyen, ndeso, cacingan, dll? KENAPA?? Jawabannya adalah kata-kata itu semua gak bisa kehebatan dari kata GALAU!
Gak mungkin kan ketika kita lagi bingung, kita bilang, “hatiku terasa puyeng, karena putus dengan pacarku!”  Gak mungkin banget kan! Sejak kapan tuh hati bisa puyeng? Hati alien kali bisa puyeng.. Terus gak mungkin juga ketika hati kita lagi resah bingung, kita bilang hati kita lagi ambeyen?  Sepertinya ambeyen itu sejenis nama makanan (ngasal banget..).  Apalagi kalo pake kata ndeso, duh emangnya kita turunan mas tukul?
Gak ada yang menandingi hebatnya fenomena dari si GALAU ini, percuma mau pake kata gelisah, gundah, pening, cacingan, dll semua itu gak enak diucapin.  Gak seenank jika kita pake kata galau.  Galau ini sendiri sepertinya sudah menjadi kata bakudan mendarah daging bagi sebagian pemuda Indonesia.  Hari gini gak galau tuh gak gaul.  Jadi buat yang lagi ber-galau ria budayakanlah galau ke generasi muda berikutnya.  Agar fenomena ini bisa seterusnya bisa dilestarika di tanah air tercinta Negara Indonesia. Adios! Follow me? (@berlian_bebeggg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar